Fokus Satu Titik


     Pagi yang cerah disebuah sekolah menengah atas yang penuh dengan siswa dan siswi dilapangan sekolah sedang melakukan upacara bendera. Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah liburan semester, hari pertama juga untuk tiga orang sahabat yaitu Seno, Wisnu, dan Dani yang merupakan siswa baru. Seno mempunyai hobi menggambar sejak dia SD kemudian gabung dengan ekstra kulikuler desain saat masuk ke SMP. Ia mendapat nilai sempurna setiap kali pelajaran seni rupa, Seno memperoleh gelar pelukis terbaik sekolah pada tahun kedua dan ketiga dalam perlombaan desain tiap tahun yang diselenggarakan oleh sekolah. Wisnu merupakan siswa yang populer dikalangan para siswi saat SMP dulu, dikarenakan jago main musik dan anak yang cukup keren untuk seumuranya. Wisnu sedah mempunyai ketertarikan dengan musik sejak dia kecil, ketertarikan itu muncul karena ayahnya wisnu sangat menyukai musik. Ayah wisnu mempunyai sebuah band dan Wisnu sering diajak saat ayahnya manggung. Wisnu mulai belajar bermain gitar saat sedang duduk dikelas 6 SD, kemudian ia masuk ekstra kulikuler musik saat masuk ke SMP. Dari ekstra kurikuler musik itu dia mulai kenal dengan siswa lain yang juga suka musik, kemudian membentuk sebuah band dan mulai tampil di acara-acara sekolah. Ditahun ketiga wisnu mulai mencoba membuat lagu sendiri dengan teman-teman bandnya. Dani salah satu aktifis sekolah yang ikut berbagai organisasi, salah satunya osis dan pramuka. Kegiatan sehari-harinya disekolah rapat organisasi dan setiap tiga bulan sekali mengadakan acara. Didalam organisasi jabatannya menjadi anggota biasa dan pernah sekali menjadi ketua pelaksana untuk acara pelantikan anggota pengurus pramuka yang baru. Berkat ikut berbagai organisasi ditambah lagi pandai bergaul, ia hampir kenal dengan seluruh penghuni sekolah.
Setelah upacara selesai, semua siswa masuk kelas. Sembari menunggu guru datang mereka bertiga berbincang-bincang.
“kalian mau ikut ekskul apa ?” Dani membuka perbincangan dengan pertanyaan.
“entahlah” jawab seno
“kamu masuk kesenian aja sang pelukis terbaik sekolah” wisnu ikut memberi masukkan sambil bercanda
“kamu aja masuk musik sana sang gitaris terkeren disekolah” seno membalas candaan wisnu
“hahaha” dani tertawa riang
“kamu sendiri mau masuk apa aktifis negara ?” seno bercanda
“entahlah mugkin jadi aktifis negara lagi haha…”
“hahaha”  mereka tertawa bersama
“heh diem-diem, berisik banget sih” salah seorang teman kelas yang duduk dibelakangnya menghentikan kesenangan mereka
“apaan lu mata empat, ganggu aja lu” wisnu membalasnya dengan ejekan
“gurunya udah masuk itu…” ia mencoba tegas. Mereka bertiga nengok kedepan
“oh…, oke oke”
“huuu, dibilangin ngeyel” mata empat membalas karena diejek wisnu tadi
“ya udah si, berisik aja lu” seno membalas untuk menghentikan ocehannya
Guru itu menaruh buku yang dibawanya diatas meja kemudian menyapa kelas
“halo semuanya, selamat datang disekolah baru. Ada yang sudah kenal saya sebelumnya”
“saya bu, ibu bida kan ?” wisnu mengangkat tangannya
“bukan, nama ibu bukan bida”
“bidadari maksudnya”
“hu…hu…hu, ha..ha..hahaha” siswa satu kelas menertawakannya
“haduh, dasar playboy cap buaya. Semuanya digombalin” Dani berbicara dengan lirih
“oke semuanya, ibu perkenalkan, nama ibu nuramdhani biasa guru-guru yang lain panggilnya ibu nur, saya wali kelas kalian tahun ini” guru itu memperkenalkan diri
Perkenalan dengan wali kelas dan para murid sekitar satu jam dan dilanjut dengan pelajaran-pelajaran dari guru yang lain sampai jam sekolah berakhir. Mereka bertiga keluar kelas menuju ke tempat parkir motor sambil berbincang-bincang. “kayaknya aku mau masuk ekskul desain aja, aku pengen belajar gambar” Wisnu membuka perbincangan dengan pernyataan
“kalo aku kayaknya mau masuk ekskul musik aja deh, aku juga pengen belajar main musik kaya Wisnu” Seno membalas penyataan wisnu dengan pernyataan pula
“yah, kita tukeran dong, hahaha”
“iya ya kita tukeran, hahaha”
“kalian kenapa gak nerusin passion kalian aja sih, kan udah enak tinggal dikembangin lagi aja” Dani mencoba membujuk mereka supaya nerusin passion mereka
“kalo gak belajar yang lain mana kita bisa tahu kita lebih cocok yang mana” Wisnu membela pilihannya
“dan lagi kita jadi nggak bisa yang lain, cuma bisa itu-itu aja” Seno mengimbuhkan
“percaya deh kalo kalian menekuni passion kalian, pasti suatu hari nanti kalian akan menjadi orang yang besar” Dani kembali membujuk
“ya iya, orang kita makan tiap hari ya pasti tambah besar. hahaha” Wisnu malah menjadikannya  lelucon
“hahahaha” Seno ikut tertawa. Mereka malah tertawa dan tidak mau mendengarkan perkataan Dani
“Kamu ikut ekskul tentang foto aja, kamu kan seneng foto-foto tuh, hasilnya juga bagus-bagus” Seno memberi saran ke Dani
“mana ada ekskul foto”
“iya siapa tahu ada” Wisnu ikut mengimbuhkan
“gak ada ekskul seperti itu disini” Dani membantah perkataan mereka “aku akan tetep ikut osis sama pramuka aja kayak dulu, biar bisa bisa ambil foto-foto bagus kalo lagi ada acara diluar sekolah”
Mereka bertiga pulang bareng naik motor, dan sering berhenti dijalan karena Dani ingin sekedar mengambil foto. Jalanan ini jarang mereka lalui jadi Dani sering meminta berhenti karena tertarik dengan tempat-tempat yang dilaluinya. Perjalanan yang seharusnya bisa ditempuh sekitar setengah jam, untuk hari itu menjadi satu jam karena hobinya itu.
    Hari-hari disekolah seperti biasa, Wisnu belajar gambar diekskulnya, Seno latihan musik dengan teman-teman ekskulnya dan Dani menunggu mereka berdua sembari mengambil gambar sekolah barunya dengan hape baru hadiah dari kakaknya karena sudah berhasil masuk kesalah satu sekolah terbaik diwilayahnya. Kualitas kamera hape yang sekarang jauh lebih bagus dibanding dengan hapenya yang lama, dan kuliatas gambar yang ia ambil juga semakin bagus. Hal itu terbukti dengan bertambahnya jumlah suka pada gambar yang ia upload di ig. Selesai dari ekskul, Wisnu bermain gitar untuk menyegarkan pikirannya ditaman sekolah sambil berbincang dengan sahabat-sahabatnya. Seno iseng-iseng menggambar Wisnu karena posisinya yang terlihat bagus. Suatu hari Seno ikut seleksi untuk menjadi salah satu anggota band terbaik disekolah, dan hasil yang didapatkan ia gagal. Ia kalah dengan kakak tingkatnya yang juga satu ekskul dengannya. Setiap tahun selalu diadakan seleksi lukis untuk mewakili sekolah dalam lomba lukis tingkat kota. Wisnu ingin mengikuti seleksi itu dan ikut lomba lukis tingkat kota untuk mewakili sekolah tapi apadaya tangan tak sampai, Wisnu gagal dalam seleksi itu walaupun ia sudah berlatih siang dan malam mempersiapkan diri supaya bisa lolos. Sedangkan Dani yang tidak pernah mengikuti ekskul foto, iseng-iseng mengajukan hasil fotonya kelomba foto tingkat kota lewat akun ig yang dia punya. Setelah beberapa hari menunggu hasil, ternyata Dani mendapat juara tiga dan mendapatkan sebuah kamera yang dari dulu ia idam-idamkan. Karir Dani untuk menjadi fotografer terbaik didunia akan segera dimulai dengan kamera barunya hadiah dari lomba foto yang pertama kali ia ikuti.

Komentar

Postingan Populer