Dream Story (Oleh : Khabibur Rohman)

Episode 2 – Rumah Didalam Mimpi


     Bangun tidur kali ini tidak seperti pagi-pagi sebelumnya, badanku terasa seperti lebih fit dari biasanya.
“Kenapa aku bisa begini ya..?” dengan wajah penuh tanda tanya.
“Adit cepat bangun..!” suara teriakan dari ibuku.
“iya bu, ini sudah bangun” aku menjawab, “sudahlah, lebih baik aku mandi dan bersiap untuk pergi ke sekolah”, aku berbicara sendiri dengan suara pelan sambil menggeleng-gelengkan kepala.
“kalau begitu cepat mandi, dan segera makan, ibu sudah siapkan makanan untukmu..!”.
“iya..!”
Hari kedua MOS akan dimulai, aku mengambil handuk dan perlengkapan mandi lainnya kemudian pergi ke kamar mandi untuk mandi sebelum berangkat ke sekolah. Kira-kira setengah jam untukku madi dan memakai pakaian. Aku keluar kamar dan menuju ke ruang makan untuk sarapan. “ini sudah ibu siapkan sarapan untuk kamu” sahut ibuku “terimakasih bu”. Ibuku adalah ibu terhebat didunia, dia telah merawatku sejak kecil, membuatkanku makan, mencarikan baju setelah aku mandi, hingga menemaniku belajar. Sampai sekarang sudah dewasapun ibuku masih membuatkanku makan, hanya saja bedanya dari waktu aku masih kecil adalah aku sudah tidak dicarikan baju lagi, dan aku juga sudah belajar sendiri, itu semua karena sekarang aku sudah mandiri. Selesai makan aku kembali kekamar untuk mengecek kembali perlengkapan yang harus dibawa ke sekolah agar tidak ada yang tertinggal. “Permen tulisan MOS sudah, dua pisang nempel jadi satu sudah, ini sudah, ini sudah, dan apel tiga warna juga sudah, baiklah saatnya berangkat sekolah”. Sebelum berangkat sekolah tidak lupa cium tangan ayah sama ibu sekaligus pamitan supaya selamat dan dilancarkan segala urusanku sepanjang hari ini, karena do’a restu dari ayah dan ibu sangat penting. “yah, bu, Adit berangkat dulu”, “iya, hati-hati ya nak” pesan dari ibuku, “iya”. Kukeluarkan motor kesayangan ayah dan segera berangkat ke sekolah. Sebenarnya bawa motor ke sekolah saat MOS itu tidak boleh, tapi daripada merepotkan ayah untuk mengantar dan menjempuku lebih baik aku bawa motor sendiri dan menitipkannya dirumah temanku yang dekat dengan SMAku, dan lagi ayah juga harus bekerja.

Setelah melewati perjalanan dengan pemandangan indah seperti kemarin. Akhirnya aku sampai dirumah temanku
“Hai sat” aku menyapa temanku.
“Hai dit, langsung dimasukkin aja motornya”
“Iya, eh kemarin gimana MOSnya ?”
“Asik sih, Cuma aku kemarin dapat hukuman”
“Oh ya, kenapa kok bisa dihukum ?”
“Aku kalah permainan jadinya aku dihukum, aku dihukum nyanyi balonku ada lima dan huruf vokalnya harus diganti dengan huruf O. Oh ya, kamu sendiri gimana ?”
“Kemarin masa lagi perkenalan, katanya aku punya dua gender. Kamu tahu sendiri kan namaku Aditya, masa katanya siang hari aku Adit dan malam hari aku Tya”
“haha.., agak lucu juga ya” Satria ketawa dengan keras dan mulutnya terbuka lebar
“haha.., kamu itu” aku ikut ketawa karena lihat Satria ketawa
“Kelihatanya kamu lebih fress pagi ini, tidak seperti pagi-pagi sebelumnya ?, tadi malam kamu nggak begadang ya ?”
“Huss.., ngawur, aku mana pernah begadang. Bangun tidur tadi pagi aku merasa bingung karena aku merasa seperti tidur didalam mimpi, tapi keanehan itu yang membuatku jadi lebih fress pagi ini”
“Apa dipagi-pagi sebelumnya kamu merasa capek ketika bangun tidur padahal kamu sudah tidur semalaman ?”
“Iya, kok kamu tahu ?” aku bertanya dengan penuh penasaran
“Itu artinya kamu sudah menemukan rumahmu didalam mimpimu”
“Maksudnya gimana ?”
Ditengah pembicaraanku dengan Satria tiba-tiba ada yang berteriak “Hei.. cepat lari !!” kakak panitia MOS berteriak sambil melihat kearah kami berdua. “Dit, aku masuk dulu”, Satria tiba-tiba pergi ke ruangan MOSnya. “Hei.., tadi itu maksudnya gimana ?”, aku masih penasaran dengan perkataan Satria tadi. “Kita lanjutkan pembicaran kita nanti sepulang sekolah..”. Dengan wajah penuh tanda tanya aku berlari menuju ruangan MOSku. Rasa penasaran terus mambayang-bayangiku sampai kegiatan MOS berakhir untuk hari ini. semua kegiatan hari ini menjadi tidak fokus, beberapa kali dipanggil temanku aku tidak dengar.

Akhirnya MOS hari ini selesai, aku langsung buru-buru pergi ke rumahnya Satria karena penasaran yang terus membayang-bayangi seharian ini. Mondar-mandir, tengok kanan kiri berharap segera melihat Satria datang dengan langkah beratnya itu. Ya, seperti biasa sepulang sekolah dia selalu tidak semangat dan terlihat begitu lelah. Langkah kaki yang terlihat begitu berat menggambarkannya dengan sangat jelas. Lega rasanya melihat Satria berjalan dari arah sekolah ke rumahnya. Pertanyaan yang ingin aku tanyakan dan kupendam seharian akhirnya bisa aku keluarkan.
“Sat, apa maksud dari perkataanmu tadi ?” aku segera bertanya pada Satria karena tidak sanggup lagi aku pendam.
“Perkataan apa ya..?” dia malah balik tanya.
“Itu yang aku menemukan rumahku dimimpiku..” aku coba menjelaskannya lagi.
“Oh.. yang itu” akhirnya dia paham juga apa yang ku maksud.
“Iya, iya, maksudnya gimana” aku semakin penasaran.
“Jadi kamu telah berhasil menemukan rumahmu didalam mimpimu setelah sekian lama kamu mencari, hal itu juga yang membuatmu terus merasa capek padahal kamu sudah tidur semalaman. Walaupun tubuh aslimu tidur tapi tubuh yang dimimpimu terus beraktivitas, terus berusaha mencari rumahnya untuk beristirahat. Setelah tubuh mimpimu menemukan rumah dan kamarnya, tubuh mimpimu bisa beristirahat” dia menjelaskannya dengan panjang dikali lebar menjadi sangat rumit dan muncul pertanyaan-pertanyaan dipikiranku.
“Oh..” aku masih ingin mendengarkan ceritanya, dan masih menyimpan pertanyaan-pertanyaan itu untuk nanti.
“Iya. Tidak semua anak remaja mengalami hal seperti itu. Yang mengalami hal seperi itu adalah seorang remaja yang mempunyai imajinasi yang begitu tinggi sehingga imajinasi itu terbawa dalam mimpi dan sebagian dari imajinasi itu terjadi dimimpi. Tapi tenang hal itu tidak membawa efek buruk kok, bahkan aku sendiri juga belum tahu apa yang bisa dilakukan terhadap hal tersebut” dia melanjutkan ceritanya.
“Oh.., jadi itu hal wajar tapi kurang wajar ya..?” aku coba mengambil kesimpulan dari cerita Satria yang begitu panjang.
“Maksudnya gimana..?” Satria kebingungan sendiri dengan wajah pucat tak mengeri apa yang aku katakan.
“Entah lah.., aku juga tidak tahu apa yang kukatakan. Aku hanya mencoba menyimpulkannya saja”
“?”, “Kamu tidak usah ngelawan ataupun nanti merasa aneh sendiri, nikmati aja apa yang terjadi dimimpimu. Dan mulai sekarang kamu tidak akan merasa capek lagi setelah bangun tidur seperti habis begadang semalaman”
“Mau ngelawan juga gimana kan didalam mimpi. Hahaha.., ada-ada aja kamu sat. Hahaha…” aku menertawakan Satria karena omangannya yang tidak masuk akal.
“Ha ha ha ha...” dia menirukanku seperti sedang mengejekku “Untuk tingkatanmu yang sekarang memang tidak bisa, tapi setelah mencapai tingkat terakhir kamu bisa mengendalikan mimpimu bahkan kamu juga bisa membuat mimpimu seperti yang kamu inginkan”

Bersambung…

Komentar

Postingan Populer