Dream Story (Oleh : Khabibur Rohman)

Episode 3 – Mimpi tujuh level

          Suasana sedikit lebih sejuk karena matahari sudah serong kesebelah barat, dan angin kencang menambah kesejukan pada sore hari ini. jam enam belas lebih lima menit, tepat aku selesai MOS SMA. Sore ini sepulang MOS aku berbincang-bincang dengan temanku Satria. Apa maksudnya Satria dengan berkata bahwa nanti aku bisa membuat mimpiku sendiri.
“Maksudnya gimana ?”
“Ya, suatu saat nanti setelah kamu sudah mencapai level terakhir dimimpimu, kamu akan bisa menciptakan mimpimu sendiri” jawab Satria
“Mimpi yang kamu alami, berbeda dengan mimpi-mimpi orang pada umumnya. Jika biasanya orang lain hanya bisa sampai pada level mimpi yang pertama. Tapi mimpi yang kamu alami mempunyai tujuh level…” imbuh Satria
“hah.., tujuh level ?, apa aja yang nanti terjadi dimimpiku jika mimpiku nanti memiliki tujuh level ?” aku masih penasaran dengan tujuh level yang dikatakan Satria, jadinya aku menyela pembicaraan Satria
“Makanya jangan dipotong, dengerin dulu. ya udah aku lanjutkan, jadi level pertama adalah yang biasa orang alami, yang jika orang itu sudah bangun dari tidur kebanyakan mereka akan lupa apa yang mereka mimpikan semalam. Ya.., walaupun ada beberapa sih yang masih diingat, bahkan sampai bertahun-tahun. Jika orang tersebut memiliki mimpi tujuh level, setelah usia sekitar 15 sampai 17 tahun kira-kira usia anak SMA, orang itu secara tidak sengaja akan mencari rumahnya didalam mimpinya, seperti yang kamu alami. Setelah dia menemukan rumah mimpinya, dia akan naik tingkat menuju tingkat dua, tingkat dua digerbangi oleh tidurnya dimimpi tingkat satu, itulah mengapa dia tidak akan berhenti untuk terus mencari rumahnya. Mimpi dua berisi kejadian-kejadian yang kamu alami selama sehari. Tidak semua kejadian selama sehari akan  terjadi dimimpi, hanya moment-moment tertentu saja seperti misalkan kejadian yang benar-benar membuatmu senang atau mungkin kejadian yang benar-benar tidak kamu sukai atau mungkin kejadian yang lainnya, pokoknya kejadian yang tidak bisa kamu lupain. Jika kamu nanti malam mungkin akan memimpikan kejadian kita, perbincangan kita saat ini.  kenapa ?, karena informasi ini baru dalam hidupmu dan kamu benar-benar akan memikirkannya mungkin sampai kamu tidur. Ditingkat dua nanti kamu juga akan mencari rumah dan jadi lebih sulit karena setiap malam akan berganti tempat dan kejadiannya. Setelah kamu menemukan rumahmu ditingkat dua kamu akan menuju ketingkat tiga. Lah.., ditingkat tiga ini kamu akan bermimpi sesuatu yang diharapkan orang lain kepadamu untuk masa depanmu.” Satria menjelaskan
“Maksudnya gimana ?” aku bertanya karena bingung dengan perkataannya
“Biar tidak bingung akan aku beri contoh. Contoh yang umum adalah setiap ibu pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Contoh simple dimimpinya misalkan kamu menjadi seorang pengusahaan sukses yang kaya raya dengan hidup yang serba kecukupan dan rumah yang begitu bagus. Hanya saja karena didalam mimpi kamu tidak bisa melihat secara detail seberapa besar rumahmu, seindah apa dekorasi rumahmu, ataupun seberapa banyak jumlah uangmu. Kamu hanya bisa merasakannya saja kalau kamu itu kaya dan bisnismu benar-benar sukses. Kemudian seperti biasa setelah kamu menemukan rumah dan kamarmu kamu akan menuju ketingkat berikutnya …” Satria lanjutkan penjelasannya
“Sebentar-sebentar sebelum kamu melanjutkan ceritamu ketingkat empat. Aku mau bertanya dulu seberapa tinggi tingkat kesulitan untuk melewati level tiga ?” aku menyela lagi pembicaraan Satria karena sepertinya Satria lupa menceritakan hal ini
“Oh.., masalah itu.., tak kira ada apa sampai menyela ceritaku lagi. Aku sendiri juga belum tahu persis karena aku juga belum sampai ketingkat itu, aku baru malam kemarin sampai ketingkat dua. Jadi aku belum bisa menceritakannya secara detail, tapi yang jelas seberapa lama ataupun seberapa sulit itu gak tentu tergantung mimpi yang dialami.”
“Loh kamu tadi bilang, kamu belum pernah mengalaminya sendiri, tapi kenapa kamu tahu semuanya ?”
“Iya, karena bapakku juga mengalami mimpi seperti ini jadi bapak cerita padaku..”
“Oh..”
“Kamu itu bisanya cuma bilang oh aja”
“Hehe.., habis mau bilang apa lagi. Ya udah lah kamu terusin aja ceritanya, aku masih penasaran nih..” aku hanya meringis memperlihatkan gigi putihku
“Ya udah aku terusin ceritanya..”
Satria lagi mau lanjut cerita tiba-tiba ada yang menyela bicaranya. “Sat, udah mainnya, bukannya kamu besok masih ada MOS. Pasti banyak barang yang harus dicari kan..?!” ibunya Satria bicara dengan kencang untuk mengingatkan Satria kalau ada barang yang harus dicari untuk bekal Satria besok MOS. “Iya bu.., dit kita udahan dulu ya.., kita lanjutin besok aja” Satria ingin mengakhiri pembicaraan hari ini. “Yah.., masih tanggung ini” aku merasa kecewa dengan keputusan Satria. “Ya sudah lah.. kita lanjutin besok aja, kamu juga harus cari barangnya kan.., buat bekal besok ?. Besok aku janji akan melanjutkan ceritaku” Satria mencoba menenangkanku supaya tidak kecewa. “Ya udah deh kita lanjutin besok” aku setuju untuk melanjutkannya besok walaupun aku masih sedikit kecewa, “Ya udah aku pulang ya..” aku pamit ke Satria. “Iya, hati-hati dijalan”. Aku pulang dengan cerita yang masih membuat penasaran, ceritanya begitu tanggung untuk dipotong dibagian ini. Wajahku masih kebingungan karena cerita Satria tadi, bagaimana nanti akhir dari ceritanya ya.?. Disepanjang jalan pulang aku masih kepikiran, dijalan juga tidak konsen sampai ada lubang dijalan aku tidak melihat. Tapi lubang itu menyelamatkanku, karena beberapa detik lagi aja aku melamun mungkin aku sudah menabrak truk yang sedang parkir dipinggir jalan. Setelah kejadian itu aku tidak lagi memikirkan cerita Satria sampai dirumah karena takut ada hal buruk yang bakal terjadi.
Aku sampai dirumah lebih sore dari hari sebelumnya. “Bu.., aku pulang” seperti biasa aku mencium tangan ibuku sepulang sekolah, “loh kok baru pulang biasanya tidak sampai sesore ini” ibuku merasa heran karena tidak biasanya aku pulang sampai sesore ini, “iya bu, tadi aku ngobrol dulu sama temen sepulang MOS”, “Ya udah sana kamu mandi terus istirahat”, “Iya bu”. Setelah istirahat aku pergi keluar untuk mencari barang buat bekal MOS besok.
Akhirnya semua barang sudah ketemu. Aku capek banget ingin segera tidur. Aku penasaran kira-kira bener gak ya tebakan Satria kalau aku akan bermimpi tentang tadi siang aku mendengarkan cerita Satria.

Bersambung…

Komentar

Postingan Populer